Thursday, January 03, 2008

 

Senyum Tahun Baru

Dia menganggap tugasnya malam itu sangat penting. Ini malam tahun baru. Pemilik taman hiburan memercayakannya untuk mengeksekusi tugas paling krusial malam itu, yaitu menjadi pemantik kembang api. Tanpa sang pemantik, tak ada kembang api, tak ada pula kemeriahan tahun baru. Tak ada kembang api aneka ragam dan aneka warna. Takkan ada keceriaan. Tugasnya malam itu adalah menuntaskan penantian ribuan pengunjung menjadi senyum mengembang penuh kebahagiaan.

Malam ini, langit yang redup akan disirami semarak cahaya kembang api. Untuk sebentar, orang-orang akan merayakan tahun yang baru. Untuk malam ini, orang-orang akan melihat ke depan. Untuk sebuah tahun baru, orang-orang rela memaafkan nestapa, kemalangan, derita, kegagalan, dan kehilangan hari-hari kemarin. Tapi, dia tidak dapat melupakan kemarin. Dia tidak pernah merencanakan esok. Dia tidak ingin lupa.

Lima menit menjelang tengah malam. Dia tahu dia harus menjalankan tugasnya dengan baik. Detik demi detik berjalan sangat cepat. Suara berisik pengunjung memenuhi malam. Pengawas mendatangi dan mengingatkannya agar segera sigap memantik kembang api. Pembawa acara mulai mengajak pengunjung menghitung mundur. Tiga... Dua... Satu... Boom!!! Langit berubah cerah dengan kesemarakan kembang api. Ribuan pasang mata mengaguminya dan tak melepas pandangan ke arah langit. Senyum menghias masing-masing wajah mereka.

Dia tidak melihat ke langit. Dia tidak merayakan kembang api yang dipantiknya malam itu. Dia melihat ribuan wajah dengan senyum bahagia. Dan untuk pertama kalinya, dia tersenyum...

Comments: Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]