Friday, January 11, 2008

 

Kepada Awan

Kepada awan-awan putih bersih yang memenuhi langit cerah hari ini, Kembara melayangkan pesan rindu.
"Aku ingin pulang," bunyinya.

Kepada awan-awan putih bersih itu, Kembara melampiaskan kekesalannya. Kenapa mereka terbit di langit kota metropolitan, ketika dirinya larut dalam kesibukan-kesibukan yang membuat tubuhnya seperti robot mekanik, dan membangunkan kesadarannya bahwa pernah ada awan-awan putih bersih di langit cerah seperti mereka di atas jalanan antarkota yang lengang dengan hutan-hutan homogen, seperti perkebunan tebu dan karet, di pinggir-pinggirnya.
"Aku ingin pulang," sesalnya.

Pula kepada awan-awan putih bersih yang memenuhi langit cerah hari ini, Kembara merindukan hujan. Apa yang ada tidak melupakannya pada yang tiada. Dia tidak pernah puas. Tidak akan pernah puas. Dia ingin membuat segalanya mungkin. Seperti hujan yang persis hadir pada musimnya dan begitu juga kemarau pada musimnya. Kehadiran awan-awan itu menyadarkannya, kenyataan tidak selalu sesuai dengan keinginan. Betapapun tulusnya keinginan itu.
"Aku ingin pulang," keluhnya.

Dan, kepada awan-awan putih bersih itu, Kembara akan berjalan lagi di bawahnya. Mencari tempat yang disebutnya rumah. Menetap. Lalu awan-awan akan selalu muncul kemudian demi mengingatkan kerinduannya untuk pulang.

Comments:
koq kayak liriknya Peter Pan ya?
yang judulnya apa tuh gue gak tau
pokoke ada awan sama hujannya juga
jangan-jangan mereka agennya BMG...
 
Pulang...

Memang menyenangkan kembali ke masa lalu, menyusuri tempat-tempat bernostalgi sambil mengenang jejak langkah yang pernah ditorehkan.

Tapi, adakalanya kita harus abai padanya demi menapaki suratan yang digariskan.

Biarkanlah awan berbisik-bisik hingga berisik. Janganlah dia membuat kita terusik.
 
Rumah itu kan ada dalam dirimu :)
 
Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]