Friday, December 01, 2006

 

Fragmen Jumat

Hari pertama di bulan Desember. Awan mendung menutup langit Jumat ini. Sebuah hadiah kecil dari Tuhan untuk umat-Nya. Seperti biasa mesjid dipenuhi umat yang ingin beribadah. Mendekati waktu azan, ruangan dalam sudah penuh namun masih menyisakan beberapa tempat lowong di pelataran dan halaman mesjid. Biasanya tempat favorit jemaah adalah di bawah dua pohon kamboja rindang yang tumbuh berdekatan. Tapi dengan matahari yang malu-malu bersembunyi di balik awan, tempat bukan lagi masalah. Ah, kalau saja matahari berani unjuk diri pun semua tempat sama saja. Bulan Desember, posisi matahari [atau bumi?] sudah berubah. Bayangan mulai jatuh condong ke sebelah utara, sudah di luar halaman mesjid. Bayangan? Tidak tampak pula ada bayangan, sinar matahari sejenak jadi barang langka di sini. Perubahan membuat manusia merasa canggung, seperti seorang kakek yang dengan kikuk membalas jabatan tangan seorang anak muda di sebelahnya. Agaknya sudah dimaklumi, masa kini rasa hormat kepada orang yang berusia lebih tua sudah jauh berkurang. Herannya, mereka justru heran ketika masih ada yang menganut tradisi lama itu.

Di mimbar, Khatib berceramah singkat. Intinya masalah waktu. Dia mengutip salah satu surat dalam kitab suci: “Demi waktu. Sesungguhnya manusia itu benar-benar ada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Dan saling menasehati supaya menaati kebenaran. Dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran.”

Satu jam saja berjalan. Begitu Imam mengucap salam, hubungan transedental sontak terhenti. Jemaah berangsur pulang. Larut dalam aktivitas semula. Sedikit yang beriktikaf. Awan pun berubah; menepi memberi jalan pada matahari memberikan sinarnya ke muka bumi. Bayang manusia, bayang benda-benda, mulai nyata dan jelas lagi.

Comments:
kadangkala setan memang kuat sekali godaannya, hawa ngantuk tadi terasa banget pas jumatan :-)
 
Sampai sekarang. Wah, kalo di rumah udah enak dipake buat tidur siang nih... Hoaaahmmmmm...

Salam kenal buat mas Andri. ;)
 
Ini komentarnya mas andri atas komentar lo di blog gue:

"wess..komennya kok melodramatis sekali, membuat jantung berhenti berdetak dan seakan-akan hanya terdengar desau napas kita saja :-)"

hehehehehe cerita bersambung nih wakakakakakak ;p
 
Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]