Wednesday, February 01, 2006

 

Tersendat-sendat

Oleh karena keinginan dan harapan pula, saya sampai di titik ini. Ibaratnya adalah sebuah mobil di dalam garasi. Saya rasa untuk sampai di tujuan saya berikutnya saya perlu menggunakan mobil ini. Saya buka pintu garasinya, saya sapu debu-debunya, saya bersihkan seadanya, dan saya panaskan mesinnya. Perjalanan segera dimulai. Saya jalankan mobil ke luar garasi, sudah mulai meninggalkan rumah. Tapi, apa daya karena sudah terlalu lama tidak digunakan, atau bahkan baru sekali ini saya pakai, mobilnya ngadat. Terbatuk-batuk, tapi tidak mati juga. Apalagi saya bukanlah pengemudi yang mahir lagi serbatahu jalan, maka jalannya mobil ini hanya pantas diadu dengan laju kuda tunggang wisata di sekitaran jalan Ganesa, di Bandung sana.

Perjalanan ini adalah buah dari kemauan saya sendiri. Konsekuensinya pasti ada dan harus ditanggung sendiri. Saya sekarang sudah ada di jalan raya dan terlalu terlambat untuk memutar arah kembali ke rumah. Saking konsentrasinya mengemudi dan saking berhati-hatinya di jalan, sudah tidak sempat lagi saya luangkan waktu sekadar mengisi lembaran blog ini dengan tulisan-tulisan. Pun tulisan resensi film atau buku yang biasanya saya buat sehabis menonton atau membaca, padahal ada beberapa film dan buku yang saya temukan menarik sebulan terakhir. Bahkan untuk menulis apapun, sepertinya pikiran ini sudah tercurah di jalan yang saya pilih.

Jalan apa yang saya maksud? Kalau boleh saya bagi, bukan sesuatu yang sangat dahsyat. Bukan masalah hati, melainkan masalah kepala. Sedang ada perubahan di sini. Orang-orang berubah. Tuntutan berubah. Ekspektasi berubah. Semuanya berubah. Maka, saya pun harus berubah.

Dan sekarang sudah bulan Februari. Oalah... Cepat nian...... Jalan masih panjang dan jauh. Bekal saya seadanya. Mudah-mudahan semuanya menjadi mudah kemudian.

Comments:
better late than sorry.
in this fast and ever changing world, choices have to be made in a matter of seconds. otherwise u'll left behind.

as 4 complex-minded people like us, the biggest challenge is how we're dealing with ourselves. failing 2 do so resulting inevitable consequence: we're gonna be trapped in our own prison.

so the real problem is whether u have enough courage 2 stay as u r or wanna change 2 a more simple one. what will u be?
 
Kok, solusinya sama dengan yg gw dapet dari orang lain ya, pak? Ah... Memang sudah waktunya...
 
Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]