Saturday, October 08, 2005

 

Ridha

Khatib Jum'at pertama Ramadhan ini membakar siang yang terik dengan api kata-katanya, "Shalat tidak membuat kita masuk surga. Haji, zakat, atau puasa tidak akan membukakan surga. Semua yang mengantar kita masuk surga hanyalah ridha Allah. Shalat, haji, zakat, dan puasa adalah sarananya. Maka mungkinkah kita masuk surga, padahal orang yang lebih rajin shalat pun belum tentu masuk surga? Mungkinkah kita diberi surga, padahal mereka yang haji, zakat, dan puasanya melebihi kita pun belum tentu imbalannya surga?".

Aku tak jadi tertidur. Pertanyaan di dalam kepala semakin bertambah banyak. Padahal Ramadhan baru berusia empat malam, aku masih belum menemukan tujuanku. Pada akhirnya aku kembali mengeluh, 'Tuhan bila saja aku diberi tahu sedikit rencanamu untukku, keraguan ini akan sirna'.

Namun seperti biasa, siang cepat berubah menjadi malam. Sepi dan sunyi, alam khusyuk menyembah Sang Pencipta. Aku duduk menganggur di pinggir kasur. Lamat-lamat, tadarusan di mesjid baru saja dimulai.

*

Dirimu adalah misteri tanpa kunci, Adinda. Dan haruskah kau menjadi berhala batu di tengah jalanku?

Comments: Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]