Tuesday, October 30, 2007

 

Hari Istimewa

Hanya ada satu hari bagi seseorang untuk merasa sangat istimewa dalam setahun. Buat saya sendiri, hari istimewa itu hari ini.

Tadi pagi, saya disambut dengan sebuah pesan untuk menikmati hari, untuk menikmati waktu yang ada. Saya teringat dengan sebuah kutipan favorit saya dari Kitab Suci: "Demi waktu / Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian / Kecuali mereka yang beramal soleh / Dan mereka yang berada di jalan yang benar / Dan mereka yang sabar". Saya terkesan. Tanpa pernah kita sadari, waktu terus berjalan. Pernahkah kamu betul-betul memerhatikan putaran jarum jam? Kalau disebandingkan dengan putaran roda, jam sesungguhnya bergerak mundur. Alih-alih "waktu terus berjalan", sesungguhnya "waktu beranjak habis". Ah, tak perlu panjang lebar lagi saya sampaikan khutbah soal waktu.

Pesan lain tak kalah menarik. Dia menganalogikan hidup itu bak sebuah perjalanan. Dan, makin saya mengenalnya lebih lama, dia selalu menganggap demikian. Dia optimis. Dia bilang, sebuah perjalanan akan menemukan tujuannya. Dia mewanti-wanti, demi menemukan tujuan itu, seringkali kita berupaya menyiasati waktu. Ah, lagi-lagi soal waktu.

Ke mana saya menuju? Apakah saya di ambang persimpangan? Atau malah saya telah salah memilih arah?

Saya bilang, meski pelan-pelan kesendirian membunuh, saya memilih menempuh perjalanan itu dengan diri sendiri. Tapi, pesan yang lain bilang, "but sometimes it's good to have someone for a change". Pesan yang tak terduga. Saya terkesiap dan tak pernah siap mendengar itu darinya. Sungguh berarti, karena dia berhasil menghembuskan nafas segar bagi hidup saya yang baru nan absurd ini. Saya berharap dia selalu baik-baik saja.

Pesan-pesan lain bermunculan. Beberapa bertanya harapan saya ke depan. Saya hanya bisa bilang, saya berharap untuk memiliki lebih sedikit harapan. Makin besar harapanmu, makin berat penderitaanmu. Kenapa tidak menjadikan hidup jauh lebih sederhana dengan berharap apa adanya dan menjalaninya saja dengan penuh keikhlasan serta segenap kekuatan?
Saya baru pulang mendekati tengah malam - persis sebelum menulis tulisan ini. Gerimis turun.

Rintik-rintik airnya membuat jalan yang kering menjadi basah berbintik-bintik.

Hujan.
Jalanan.
Lampu merkuri temaram.
Lilin kecil padam.
Usia muda menghilang.
Saya pulang.
Ke rumah,
ke rumah...

Sekali lagi, selamat ulang tahun manusia platonis... Setahun ke depan akan menjadi perjalanan baru yang lain lagi!

Monday, October 29, 2007

 

Pesan Sebotol Anggur Tua

Dalam penat debu penantian dan gelap yang pekat,
sebotol anggur tua itu terus berbisik,
"Nikmatilah hari ini...
...nikmatilah hari ini..."

Setiap detik
setiap hari
setiap tahun
Tak pernah henti

Saturday, October 27, 2007

 

Dari Pesta Blogger 2007

Siang tadi, saya menjadi seorang asing di antara kerumunan blogger nusantara. Tajuknya mentereng: Pesta Blogger 2007. Lima ratusan peserta meramaikan acara. Ada yang jauh-jauh datang dari Poso dan tidak malu mengakui sudah kehabisan ongkos demi menghadiri silaturahmi akbar pertama antar-blogger nusantara di Blitz Megaplex, Jakarta. Bioskop di kawasan sentral Jakarta itu menjadi tempat pertemuan para penggiat yang baru bertatap muka setelah lama saling mengenal lewat jagad maya.

Bapak Menteri Komunikasi dan Informatika yang dikabarkan tidak dapat menghadiri, mendadak meluangkan waktunya mampir di acara dan saking tidak sanggup menyembunyikan ketakjubannya sampai-sampai mengukuhkan hari ini sebagai Hari Blogger Nasional - bukan kebetulan kalau keesokan hari adalah Hari Sumpah Pemuda. Pak Menteri tidak salah duga, mayoritas peserta - blogger - adalah anak-anak muda. Agen-agen perubahan yang menyuarakan "suara baru Indonesia".

Acara belum menunjukkan wajah blogger nusantara seutuhnya. Lima ratus baru sepersekian persen dari kira-kira 130 ribuan blogger yang memenuhi jagad maya. Sungguh angka yang kecil sekaligus menjanjikan peluang besar untuk mengembangkan potensi media baru dalam teknologi komunikasi mutakhir. Blog, seperti yang saya rajin tulis ini, adalah media wadah opini pribadi tanpa batas - betapa superior dan chaotic - yang mendadak sangat berpengaruh hingga merambah wacana publik.

Blog saya ini tidaklah mengarah menuju sebuah agen perubahan, alih-alih mempengaruhi wacana publik. Kalau boleh ikut bersuara, tujuan awal saya menulis blog hanyalah agar orang bisa mengenal saya apa adanya. Itu saja. Apapun, selamat hari jadi Blogger Nasional!

Friday, October 26, 2007

 

Lebaran, Awal yang Baru

Coba lihat tanggal postingan sebelum ini. Lagi-lagi saya mengulangi kebiasaan buruk - membiarkan ide-ide dan materi tulisan mengendap di dalam kepala lantas menyerahkannya kepada kemalasan. Mana akan muncul? Dan, di sinilah saya, sekadar mengisi kekosongan blog sebulan lebih.

Minal aidin walfaizin.
[Saya baru diingatkan lagi oleh khotib solat Jumat tadi siang kalau artinya semoga terlimpah anugerah dan kemuliaan pada hari Ied (dan dijawab, "taqobalallahu minna wa minkum taqabal yaa kariim" - kurang lebih artinya semoga amal ibadahmu pun diterima di sisi Sang Maha Pemurah) - alih-alih kalimat generik yang selalu dipersepsi sebagai arti ucapan selamat Lebaran itu, "mohon maaf lahir batin"]

Meski terlambat, izinkan saya menghaturkannya kepada segenap teman-teman sekalian genap dengan ketulusan dan keikhlasan niat.

Saya menempuh perjalanan mudik Lebaran kemarin. Sepuluh hari saya kembali ke kota tempat saya dibesarkan. Saya menghabiskannya dengan berwisata kuliner. Tidak hanya murah, tapi cita rasa masakan di sana sangat mengingatkan saya pada masa lalu. Sialnya, perjalanan nostalgia ini agak dirusak oleh pertanyaan futuristik. Tepat sekali, pertanyaan tersebut dimulai dengan "kapan" (bisa ditebak kan?). Seolah-olah hidup saya ini sudah didesak oleh waktu. Saya selalu menganggap ini masalah pribadi dan tidak pernah menganggap terlalu serius pertanyaan orang-orang (demi menghapus kesan tidak laku-laku... halah...).

Ehem! Baiklah, berangkat dari semangat Lebaran, kita kembali ke awal. Di kantor, katanya perlu ada semangat baru untuk sesuatu yang baru. Pada saat yang sama, awal baru bermula dari sebuah akhir. Sisifus mungkin ingin menyumbangkan nasihatnya, tapi biar saya simpan saja sendiri. Belum ada kepastian, masih ancang-ancang. Padahal kita sudah lama diam dan banyak hal di sekitar kita yang berlari lebih kencang. Kali ini saya yang ingin melontarkan pertanyaan, "kenapa?"

Sudahlah, ayo bergerak dan berubah! Diam kau kemalasan!

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]